TIMES KUPANG, LABUAN BAJO – Badan Geologi mencatat pada Senin, mulai pukul 14.00 Wita, terjadi peningkatan gempa vulkanik dalam Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur yang mengindikasikan suplai magma baru bergerak cukup cepat menuju permukaan sehingga berpotensi erupsi eksplosif.
"Erupsi terakhir tercatat pada 18 Oktober 2025, pukul 00.44 Wita," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Lana Saria dalam keterangan diterima di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (24/11/2025).
Ia mengatakan hal tersebut dalam laporan khusus kenaikan gempa vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki, NTT pada Senin, pukul 16.00 Wita.
Dalam seminggu terakhir, kata dia, jumlah gempa embusan terlihat fluktuatif dibandingkan dengan periode sebelumnya. Fluktuasi ini menunjukkan adanya tekanan gas yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik di kedalaman dangkal.
"Meski demikian, jumlah gempa yang relatif stabil menandakan suplai gas dan magma masih berlangsung secara terus-menerus," ujarnya.
Tren aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki pada seminggu terakhir cenderung mengalami penurunan, berdasarkan hasil pemantauan kegempaan.
Rekaman seismograf, kata dia, lebih didominasi gempa non-harmonik dan gempa low frequency. Hal ini menunjukkan masih tinggi aktivitas vulkanik di kedalaman dangkal dan aliran fluida magma dari conduit dangkal menuju permukaan masih berlangsung ke arah kedalaman dangkal.
Secara visual dan berdasarkan data kegempaan, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki mulai menunjukkan tren kenaikan pada dua hari terakhir.
Data deformasi dari tiltmeter menunjukkan pola inflasi yang signifikan pada rentang waktu singkat yang mengindikasikan pergerakan magma yang mempengaruhi permukaan pada tubuh gunung api.
Data Global Navigation Satellite System (GNSS) masih menunjukkan fluktuasi pada komponen vertikal selama satu minggu terakhir, namun dalam tiga hari terakhir terpantau mengalami kenaikan.
"Kondisi ini mengindikasikan bahwa pergerakan magma dari kedalaman dalam ke arah dangkal masih berlangsung ke arah permukaan," katanya.
Berdasarkan analisis visual dan instrumental, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki tergolong masih tinggi. Oleh karena itu, tingkat aktivitasnya dinilai masih berada pada Level III (Siaga).
Badan Geologi meminta masyarakat dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 6 km dari pusat erupsi serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.
Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan.
"Abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat," katanya. (*)
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |